ASAL MULA DAN HAKIKAT BAHASA
A.
Asal Mula Bahasa
Banyak beberapa permasalahan mengenai asal mula bahasa
pertama kali di dunia, bahasa yang pertama kali digunakan manusia dan bagaimana
cara manusia itu sendiri menguasai bahasa tersebut.
Bahasa pertama kali dimulai dari Mesir, bahwa sekitar abad
ke-17 SM, seorang Raja Mesir Psammetichus mengadakan eksperimen terhadap bayi
yang dibesarkan di hutan dengan cara pengasuhan tanpa bersentuhan dengan bahasa
apapun. Setelah berusia dua tahun, bayi tersebut mengucapkan kata pertamanya
yaitu “becos” yang artinya adalah roti dalam bahasa Phrygia atau Mesir Kuno.
Setelah cerita ini, semua orang Mesir menganggap bahwa bahasa Mesir kuno adalah
bahasa pertama di dunia ini.
Berdasarkan teori yang ada, bahwa bahasa bersumber dari
Tuhan. Dalam kitab suci agama islam disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah : 31 dan
Q.S. Ar-Rum : 22, bahwa Adam sebagai manusia pertama yang ditetapkan oleh Allah
dengan berbagai kemampuan yang dibekalkan kepadanya, termasuk kemampuan
berbahasa.
Pandangan lain tentang
asal mula bahasa manusia dikemukakan oleh salah seorang filsuf Yunani yang
bernama Socrates, menyatakan bahwa onomatopea atau peniruan bunyi-bunyi alam
merupakan dasar asal mula bahasa. Menurut pandangan ini, kata-kata yang paling
sederhana dapat berupa tiruan bunyi alam yang didengar manusia dar
lingkungannya. Akan tetapi, teori-teori yang dikemukakan oleh Socrates mendapat banyak
kritik, karena tidak dapat membuktikan semua kata dapat dihubungkan dengan
bunyi-bunyi alam.
Jadi, menurut saya pribadi, bahasa manusia itu berasal dari
Nabi Adam. Sebagaimana yang telah dipaparkan dengan jelas pada Q.S. Al-Baqarah
: 31 dan Q.S. Ar-Rum : 22, bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang
diturunkan ke muka bumi ini dengan memiliki berbagai kemampuan yang telah
dibekalkan, termasuk dalam hal berbahasa.
B.
Hakikat Bahasa
Bahasa adalah salah satu kegiatan yang tidak dapat dilepas
dalam kehidupan manusia. Bahkan tanpa kita sadari, bahwa sejak pagi hingga
malam, kita selalu menggunakan bahasa, misalnya bahasa yang berbentuk tulis
maupun lisan akan sering kita jumpai selama hidup ini.
Seorang tokoh dari Yunani Latin yaitu Aristoteles,
mengemukakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan atau
gagasan kepada orang lain. Berikut ini ada beberapa hakikat bahasa berdasarkan para
penganut Tata Bahasa Struktural. Tata Bahasa Struktural adalah aliran yang
memberikan batasan bahasa sebagai suatu sistem tanda yang arbitrer dan bersifat
konvensional.
1.
Bahasa merupakan
Suatu Sistem
Sebagai suatu sistem,
bahasa bersifat sistematik dan sistemik, karena bahasa memiliki kaidah-kaidah
yang terdiri atas beberapa subsistem seperti fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, serta leksikon dan semua subsistem itu masing-masing saling berkaitan
satu sama lainnya.
2.
Bahasa merupakan
Simbol atau Lambang Bermakna
Pada dasarnya bahasa
adalah perpaduan antara konsep penanda (signifiant) dan konsep petanda (signifie).
Signifiant merupakan wujud bahasa yang berupa lambang-lambang ujaran dalam
bahasa. Sedangkan Signifie merupakan unsur yang ada dibalik simbol atau konsep
yang ditandai oleh signifiant tadi. Menurut Ferdinand de Saussure, sistem
bahasa terbagi menjadi tiga macam, yaitu Langage, Langue, dan Parole. Langage
adalah sebuah bahasa yang universal, misalnya Bahasa Internasional. Kemudian
Langue adalah sebuah bahasa tertentu yang dimiliki oleh satu kelompok atau
lebih, misalnya Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa bangsa. Sedangkan Parole
adalah sebuah bahasa yang dimiliki oleh perseorangan atau individu yang biasa
disebut dengan ujaran, misalnya dalam suatu kelas pasti berbeda-beda bahasa
seperti sunda, jawa, dan sebagainya.
3.
Bahasa Bersifat
Arbiter dan Konvensional
Arbitrer, biasa disebut
dengan manasuka bahasa. Maksud dari uraian tersebut adalah bentuk bahasa yang
tidak memiliki aturan yang mengikat. Meskipun demikian, manasuka bahasa tetap
dibingkai oleh sebuah kesepakatan bersama, misalnya, setiap negara pasti
memiliki bahasanya masing-masing, seperti yang dijelaskan di point kedua yaitu
Langue. Langue adalah sebuah turunan setelah Langage, maksudnya adalah dari
sebuah bahasa yang universal menjadi bahasa perkelompok manusia dalam satu
rumpun kesatuan.
Meskipun demikian,
kemanasukaan bahasa (arbitrer) harus juga diikuti oleh aturan-aturan yang
berlaku (konvensional), sehingga kemanasukaan bahasa dapat terawasi dan terjaga
dari pelampauan batas kualitas berbahasa, misalnya yang sering kita gunakan
adalah Bahasa Gaul. Akan tetapi, bahasa tersebut pasti ada batasnya juga.
Bahasa gaul pasti harus ada filter bahasa agar tidak menembus norma-norma yang
berlaku.
4.
Bahasa Dihasilkan
oleh Alat Ucap
Dalam linguistik, kita
mempelajari bagaimana bahasa itu diproduksi. Itu semua terdapat dalam cabang
Ilmu Mikrolinguistik, yaitu Fonologi. Kemudian bercabang menjadi Fonetik
Artikulatoris. Jadi, Linguistik pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana bahasa itu diproduksi.
Akan tetapi semua ini
tanpa bersentuhan dengan hal-hal yang ada di luar ilmu bahasa. Karena pada
dasarnya Fonetik Artikulatoris adalah sebuah cabang dari Mikrolinguistik yang
pada dasarnya tanpa bersentuhan dengan hal-hal di luar ilmu bahasa.
KARAKTERISTIK
KHAS BAHASA
Charles F. Hockett mengemukakan
karakteristik bahasa, yaitu tidak dibatasi tempat dan waktu, keproduktifan,
berpola ganda, dan transmisi budaya. Sedangkan menurut Yale, karakteristik
bahasa ada enam macam, yaitu tidak dibatasi tempat dan waktu, keproduktifan,
keterpenggalan, kesemenaan, dan transmisi budaya.
1.
Tidak Dibatasi Tempat dan Waktu
Maksudnya
adalah bahasa dipergunakan untuk mengkomunikasikan peristiwa masa lalu, bahkan
peristiwa yang akan datang, dan bisa dikmunikasikan dimana saja dan kapan saja.
2.
Keproduktifan
Seperti
yang telah kita ketahui, bahwa bahasa bersifat produktif. Misalnya banyak
timbul bahasa-bahasa baru dari semua orang, seperti bahasa baru yang biasa
disebut bahasa gaul.
Dalam
bahasa, dikenal istilah kekreatifan gramatikal dan kekreatifan semantik.
Maksudnya adalah manusia dapat menciptakan struktur-struktur bahasa dengan
makna-makna yang baru. Karakteristik ini disebut keproduktifan. Aspek
keproduktifan dalam bahasa manusia memberi kemungkinan bahwa manusia dapat
memahami apa yang belum pernah diucap dan didengar sebelumnya.
3.
Berpola Ganda
Karakteristik
ini disebut juga artikulasi ganda. Maksudnya adalah bagaimana bahasa itu dihasilkan.
Bahasa diciptakan manusia pasti berbeda-beda struktur dan maknanya, maka sering
disebut kegandaan.
Kegandaan
tersebut merupakan karakteristik bahasa yang paling ekonomis, karena manusia
mampu menghasilkan paduan bunyi yang beragam jenisnya, tergantung kemampuan
manusia itu sendiri. Berbeda dengan binatang yang hanya bisa mengucapkan satu
kata saja, misalnya anjing yang hanya bisa mengucap guk.
4.
Kesemenaan
Kesemenaan
biasa disebut juga Arbitrariness. Jadi, kesemenaan berarti kemanasukaan bahasa.
Manusia memiliki pengucapan yang berbeda-beda, karena kemanasukaan bahasanya.
Banyak macam-macam bahasa yang dimiliki oleh setiap manusia, yang sering
disebut bahasa gaul atau bahasa sehari-hari.
5.
Keterpenggalan
Maksudnya
adalah bunyi dipergunakan dalam bahasa yang memiliki makna yang berbeda-beda.
Jadi, bahasa bersal dari bunyi, dan bunyi dihasilkan dari alat ucap. Misalnya
perbedaan huruf, seperti /p/ dan /b/, pengucapannya sama, tapi berbeda fonem.
Maka karakteristik ini disebut keterpenggalan karena bunyi bahasa dianggap
terpenggal.
6.
Transmisi Budaya
Meskipun
bahasa itu berdasarkan faktor gen (keturunan), tapi faktor terpenting dalam
bahasa adalah sebuah lingkungan. Misalkan seorang dari bangsa Melayu, pasti dia
bisa menguasai Bahasa Inggris jika dia tinggal di Inggris. Jadi, bahasa apa
yang pertama dikuasai oleh seseorang sangat bergantung pada pengaruh
lingkungannya.
FUNGSI
BAHASA
Menurut “Hipotesis Whorf-Sapir”, bahasa
menentukan corak suatu masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan
interaksi dengan sesamanya. Salah satu cara untuk berinteraksi sesama manusia
adalah sebuah bahasa. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan pikiran,
perasaan dan gagasan kepada orang lain.
Jakobson berpendapat bahwa bahasa
didasari oleh aspek bahasa seperti addresser,
context, message, contact, code, dan addresse.
Kemudian berikut Finocchinario membagi enam fungsi-fungsi bahasa sebagai
berikut :
1.
Fungsi Emotif
Bahasa berfungsi untuk mengungkapkan
perasaan atau emosi. Kemudian fungsi emotif bertumpu pada aspek penutur (addresser).
2.
Fungsi Refensial
Bahasa berfungsi untuk membicarakan
sesuatu sesuai dengan topik tertentu. Kemudian fungsi refensial bertumpu pada
aspek konteks (context).
3.
Fungsi Puitik
Bahasa berfungsi untuk menyampaikan
amanat atau nasehat. Fungsi puitik bertumpu pada aspek amanat (message).
4.
Fungsi Fatik
Bahasa berfungsi untuk sekadar ingin
mengadakan kontak dengan orang lain. Fungsi fatik bertumpu pada aspek kontak (contact).
5.
Fungsi Metalingual
Bahasa berfungsi untuk membahas bahasa
itu sendiri. Fungsi metalingual bertumpu pada aspek kode (code).
6.
Fungsi Konatif
Bahasa berfungsi untuk memberi perintah
kepada seseorang. Fungsi konatif bertumpu pada aspek lawan bicara (addresse).
Berdasarkan tujuan pemakaian bahasa,
Sudaryanto membagi fungsi bahasa sebagai berikut :
1.
Untuk Tujuan Praktis
Bahasa merupakan media yang paling
efektif untuk melakukan komunikasi antarpemakainya.
2.
Untuk Tujuan Ekspresi Diri
Bahasa merupakan media untuk
menyampaikan segala sesuatu yang tersimpan dalam batinnya. Bahasa juga
merupakan pencerminan perilaku seseorang tersebut.
3.
Untuk Tujuan Artistik
Bahasa merupakan media untuk
menyampaikan keindahan dari sesuatu yang bersifat fisik dalam duniawi.
4.
Untuk Tujuan Filologis
Bahasa merupakan media untuk memelajari
sejarah dan kehidupan manusia di masa lampau. Misalnya mengetahui bahasa Melayu
sudah dipergunakan sejak zaman kerajaan Sriwijaya.
5.
Untuk Tujuan Integrasi dan Adaptasi
Sosial
Bahasa merupakan media untuk
berintegrasi dengan kelompok sosial, serta bisa menyesuaikan diri dengan
kelompok masyarakat tertentu.
6.
Untuk Tujuan Kontrol Sosial
Bahasa merupakan media untuk mengatur
berbagai kegiatan sosial untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
7.
Untuk Memelajari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Bahasa merupakan media untuk sarana
penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai sekarang ini.
TIPOLOGI
BAHASA DAN
BAHASA-BAHASA DI DUNIA
Pastinya sering kita memiliki sebuah pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dari benak hati masing-masing bertanya ada berapakah bahasa-bahasa
di dunia ini? Akan tetapi, berdasarkan penelitian beberapa ahli bahwa jumlah
bahasa di dunia ada sekitar 5000 bahasa dari berbagai negara di dunia.
Sementara itu, bahasa di dunia dapat dikelompokkan atau
diklasifikasikan berdasarkan tipologinya. Maksudnya adalah pengelompokan bahasa
berdasarkan tipe-tipa bahasa disebut tipologi. Secara garis besar, tipologi
bahasa terbagi atas tiga macam, yaitu tipologi struktural, tipologi geografis,
tipologi genealogis.
1.
Tipologi
Struktural
Adalah pengelompokan bahasa berdasarkan karakteristik
struktur bahasa tersebut. Ada beberapa tipe-tipe bahasa dari tipologi
struktural, yaitu tipe bahasa aglutinatif, fleksi (infleksi), flekso
aglutinatif, isolatif, polisintesis, akusatif, inkoperatif, dan vokalis.
- Tipe bahasa aglutinatif adalah tipe bahasa yang hubungan
gramatikal dan struktur katanya dinyatakan dengan unsur bahasa yang bebas.
- Tipe bahasa fleksi yaitu tipe bahasa yang hubungan
gramatikalnya tidak dinyatakan dengan urutan kata, tetapi dengan infleksi
(terbentuk oleh perubahan bentuk kata).
- Tipe bahasa flekso-aglutinatif merupakan perpaduan tipe
bahasa fleksi dengan aglutinatif.
- Tipe bahasa isolatif yaitu tipe bahasa yang menyatakan
hubungan gramatikalnya bergantung pada urutan kata.
- Tipe bahasa polisintesis yaitu tipe bahasa yang menyatakan
hubungan gramatikalnya dengan cara melekatkan beberapa morfem yang
diimbuhkan secara berturut-turut pada bentuk dasarnya.
- Tipe bahasa akusatif adalah tipe bahasa yang memiliki
penanda eksplisit untuk menyatakan objek secara langsung.
- Tipe bahasa inkoperatif adalah tipe bahasa yang
menyatakan hubungan gramatikalnya dengan cara menderetkan morfem-morfem
menjadi kata tunggal.
- Tipe bahasa vokalis adalah tipe bahasa yang dalam
fonotatiknya mengharuskan setiap kata berakhiran huruf vokal.
2.
Tipologi Geneaologi
Menurut tipologi ini, bahasa di dunia ini berasal dari satu
induk bahasa. Tipologi geneaologi juga disebut sebagai tipologi genetis.
Tipologi geneaologis dikelompokkan menjadi dua kelompok bahasa, yaitu Kelompok
Notris dan Austris.
Kelompok Notris terbagi menjadi dua kelompok bahasa seperti
Indo-German, Semit-Hamit, dan Ural-Altai. Indo-German terbagi menjadi beberapa
kelompok bahasa seperti Germania, Roman, Indo-Irania, dan Slavia. Semit-Hamit
yaitu Semit dan Hamit. Ural-Altai terbagi menjadi Fin-Urgis dan Altai.
Sementara itu Kelompok Austris terbagi menjadi dua kelompok bahasa menjadi Austro-Asia dan
Austronesia.
3.
Tipologi Geografis
Tipologi Geografis yaitu
pengelompokan bahasa berdasarkan asal-usul geografis. Tipologi Geografis juga
disebut sebagai Tipologi Area.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar