Jumat, 29 Maret 2013

Tataran, Kajian, dan Aliran Linguistik


TATARAN GRAMATIKAL

Seperti yang telah kita ketahui bahwa linguistik merupakan ilmu yang memelajari bahasa. Linguistik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa manusia yang berupa tuturan dalam suatu bahasa. Kemudian linguistik menjadikan bahasa lisan sebagai data primer, sedangkan bahasa tulis sebagai data sekunder.

Satuan - Satuan Gramatikal
Dalam linguistik, satuan – satuan gramatikal adalah unsur – unsur pembentuk bahasa, baik unsur segmental maupun unsur suprasegmental. Unsur segmental berwujud fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Sedangkan unsur suprasegmental berupa nada, tekanan, intonasi, dan jeda.
Unsur – unsur pembentuk bahasa tersebut di atas membentuk suatu kesatuan yang sistematis, dan dikaji dalam cabang linguistik yang relevan. Sedangkan unsur – unsur yang berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana biasa disebut sebagai tataran gramatikal.
Sebenarnya, wujud tuturan tersebut secara hakikat dapat kita segmentasikan menjadi satuan – satuan atau unit pembentuk ujaran atau bahasadari mulai yang terkecil sampai yang terbesar.
Dalam ilmu bahasa, kita mengenal bahwa dalam suatu bahasa terdapat satuan – satuan berwujud fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana.
a.      Fonem
Fonem, merupakan satuan terkecil yang berfungsi untuk membedakan makna. Fonem dalam suatu bahasa merupakan seperangkat unsur – unsur terbatas yang dapat difungsikan untuk membentuk ujaran dalam bentuk tak terbatas. Jumlah dan jenis fonem setiap bahasa tidak sama.
Dalam bahasa Indonesia, beberapa pakar menyatakan bahwa jumlah fonem dalam bahasa Indonesia seluruhnya berjumlah 24 buah, yang terdiri atas enam fonem vokal dan 18 buah fonem konsonan. Ada juga yang menyatakan bahasa Indonesia mempunyai 28 fonem bahkan 31 buah. Cara membuktikan keberadaan fonem dalam suatu bahasa dapat dilakukan dengan cara mencari pasangan minimal.

b.      Morfem
Morfem merupakan satuan linguistik yang tidak dapat diuraikan atau dipisahkan lagi. Morfem merupakan satuan yang dikaji dalam tataran ilmu bahasa yang disebut morfologi.

c.       Kata
Kata merupakan satuan linguistik yang relatif bebas karena telah memiliki makna utuh karena kata dapat hadir dalam pemakaian bahasa dengan perangkat makna yang lengkap.
Kata merupakan satuan yang bersama – sama dengan morfem termasuk ke dalam wilayah kajian morfologi. Perbedaannya dapat dirumuskan oleh pernyataan bahwa morfem merupakan satuan terkecil dalam morfologi, sedangkan kata merupakan satuan terbesar.

d.      Frasa
Frasa merupakan satuan linguistik yang terdiri atas gabungan kata yang tidak predikatif dan dapat menduduki salah satu fungsi dalam kalimat. Frasa termasuk ke dalam kajian sintaksis dalam ilmu bahasa.

e.       Klausa
Klausa merupakan satuan linguistik yang sekurang – kurangnya terdiri atas fungsi – fungsi subjek dan predikat, dan berpotensi menjadi kalimat.

f.       Kalimat
Kalimat merupakan satuan linguistik yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki intonasi, dan secara potensial terdiri atas klausa, serta mengandung pokok pikiran yang jelas.

g.      Wacana
Wacana merupakan satuan linguistik yang terdiri atas rangkaian ujaran yang saling berhubungan dan mengungkapkan satu pikiran pokok tertentu. Kemudian wacana merupakan satuan linguistik yang paling besar dan lengkap unsurnya.

Hubungan Antarsatuan Gramatikal
a.       Pelompatan tingkat
Merupakan pengisian oleh satuan gramatikal sebagai konstituen dalam tingkat yang sekurang – kurangnya dua jenjang lebih tinggi.
b.      Pelapisan
Merupakan penggunaan satuan gramatikal sebagai konstituen dalam tingkat yang sama.
c.       Penurunan tingkat
Merupakan pengisian satuan gramatikal bertingkat lebih tinggi sebagai konstituen dalam tingkat yang lebih rendah.

Hubungan Antarkonstituen
a.       Hubungan pewatasan
Hubungan pewatasan disebut juga hubungan modifikasi hubungan berpusat, atau hubungan endosentris. Dalam hubungan ini, distribusi gramatikal konstituen secara keseluruhan sama dengan distribusi konstituen lainnya.
b.      Hubungan tak berpusat
Hubungan tak berpusat disebut juga hubungan eksosentris merupakan hubungan antarkonstituen yang ditandai oleh ketidaksamaan distribusi konstruksi sebagai keseluruhan dengan distribusi gramatikal konstituennya yang manapun.
c.       Hubungan pembawahan
Hubungan pembawahan merupakan hubungan antarkonstituen yang ditandai oleh ketergantungan suatu konstituen terhadap konstituen lain dalam suatu konstruksi.
d.      Hubungan koordinatif
Hubungan koordinatif merupakan hubungan yang menyambung konstituen – konstituen dengan fungsi gramatikal yang setara dalam konstruksi yang berfungsi sebagai satu satuan.
e.       Hubungan tanpa partikel atau hubungan parataksis
Hubungan ini merupakan hubungan yang bersifat renggang. Dalam hubungan parataksis tidak terdapat penggunaan partikel penghubung secara eksplisit.

AKSARA DAN EJAAN

Berdasarkan pengertian dalam linguistik, bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang digunakan oleh pemakainya untuk berkomunikasi dan untuk berbagai keperluan lainnya. Namun, di sisi lain, bahasa juga mempunyai wujud tulis yang merupakan hasil perkembangan budaya, yakni bahasa tulis. Unsur utama bahasa tulis adalah tulisan. Dengan demikian, behasa mempunyai dua wahana untuk mewujudkannya, yaitu bunyi dan tulisan. Walaupun tidak mengenal tulisan, anggota masyarakat yang bersangkutan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bunyi-bunyi yang disebut bahasa lisan.

Asal Mula dan Perkembangan Aksara
Aksara tidak muncul dengan sendirinya di muka bumi ini, tetapi diciptakan oleh manusia seiring dengan berkembangnya kebudayaan. Penemuan atau bukti arkeologislah yang mendukung pernyataan para ahli tentang hal itu. Secara umum, pembahasan berikut terdiri atas masa praaksara dan masa aksara.
a.      Masa Praaksara
Bilamana dan oleh siapa tulisan diciptkan belum diketahui secara pasti  karena belum ditemukan bukti tulisannya. Masyarakat Cina percaya bahwa kaisar adalah utusan dewa. Walaupun belum dikatagorikan sebagai tulisan, gambar-gambar ini digunakan untuk berkomunikasi. Gambar-gambar yang digunakan sebagai sarana untuk mengingat sesuatu dikatakan mempunyai fungsi mnemonic (mnemonic function).
b.      Masa aksara
Masa ini merupakan kelanjutan dari masa praaksara. Menurut hasil penelitian, aksara bersumber dari tiga daerah peradaban dunia, yaitu lembah Sungai Nil, dua lembah sungai di Mesopotamia, dan lembah Sungai Kuning di Cina. Ketiga aksara tertua di dunia ini diperkirakan sudah ada di dunia sejak 3.000 tahun lebih sebalum masehi. Hieroglif diperkirakan berasal dari aksara paku mengingat usianya tidak jauh berbeda. Ketiga aksara ini menurunkan aksara-aksara yang ada di dunia.
·        Aksara Paku
Aksara tertua ini berasal dari daerah Mesopotamia di lembah Sungai Tigris dan Efrat. Aksara paku berbentuk seperti paku, ditulis di atas tanah liat. Pada awalnya aksara ini berbentuk gambar (pictogram), kemudian berubah bentuk menjadi seperti paku.
·        Aksara Hieroglif
Perbedaan waktu pemunculan hieroglif dengan aksara paku tidak terlalu jauh. Diperkirakan hieroglif berasal dari aksara paku, karena kemudian di Mesir juga berkembang aksara silabis. Pada sekitar tahun 1500 sebelum Masehi, dibuat 22 suku kata dari aksara fenesia. Aksara fenesia menurunkan aksara Yunani yang mempengaruhi timbulnya aksara latin.
·        Aksara Han
Aksara ketiga yang menurunkan apa yang kita kenal dengan huruf kanji adalah aksara han. Bukti tertua tentang aksara hanyang berbentuk gambar (piktogram) ditemukan dekat Distrik An Yang, Provinsi Henan. Legenda tentang pencipta karakter bernama Cang Jie mengatakan umur karakter han berkisar sekitar 5.000-6.000 tahu yang lalu. Aksara han kuno ditulis di atas kulit penyu dan tulang lembu.
Dalam perkembangn selanjutnya, aksara han mengalami evolusi dari aksara han kuno yang bentuknya menyerupai benda yang ditirunya sampai menjadi aksara han yang hanya terdiri atas guratan-guratan tidak beraturan. Bahasa han menyebar ke negeri tetangganya. Ini dibuktikan dengan banyaknya kata serapan pada bahasa-bahasa di sekitarnya, antara lain bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa itu.

Aksara di Indonesia
Bila bahasa di Indonesia menggunakan aksara latin, bahasa daerah di Indonesia menggunakan aksaranya sendiri. Bahasa dalam karya – karya mengenai agama Islam menggunakan huruf arab, nama aksaranya pegon, sedangkan bahasa melayu yang menggunakan huruf arab nama aksaranya jawi. Jika masuknya aksara arab menyebarnya agama Hindu dan Buddha yang datang sebelum agama Islam.

Aksara dalam kehidupan sehari – hari
Dalam kehidupan sehari – hari sebagai anggota masyarakat telah mengenal tulisan, kita selalu berhubungan dengan aksara. Mengenai pengajaran bahasa, para ahli pengajaran bahasa meneliti aksara dalam hubungan dengan kemampuan baca tulis.
Proses membaca pada tahap awal tidak dapat dipisahkan dari proses menulis pada tahap awal, sehingga keduanya dikuasai sekaligus; demikian pula cara mengajarkannya. Penganut metode sintesis berpendapat bahwa pelajar tidak hanya menguasai cara membaca dan menulis huruf satu demi satu, melainkan juga harus dapat merangkaikan huruf – huruf itu ke dalam kata, dan merangkaikan kata – kata ke dalam satuan yang lebih besar lagi.

Aksara dalam sistem bahasa
Bahasa mempunyai dua wahana untuk untuk mewujudkannya, yaitu bunyi dan tulisan. Peranti bahasa tulis adalah aksara atau sistem tulisan. Aksara terdiri dari aksara alfabetis, silabis dan morfemis. Pada aksara alfabetis satu huruf mewakili satu konsonan atau satu vokal.
Contoh bahasa yang menggunakan aksara alfabetis antara lain Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Aksara digunakan untuk menggambarkan unsur – unsur wicara secara tertulis, tetapi tidak ada aksara yang dapat menggambarkannya secara sempurna. Unsur suprasegmental seperti intonasi, tekanan dan jeda tidak dapat digambarkan oleh aksara. Hanya dengan bantuan tanda – tanda dalam ejaan seperti tanda tanya dan tanda seru baru diketahui makna kalimat makan.

Ejaan
Ejaan adalah kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada penggambaran bunyi. Ejaan tidak hanya mengatur cara menulis huruf, tetapi juga cara menulis kata dan cara menggunakan tanda baca.

Ejaan di Indonesia
Sistem ejaan di Indonesia yang menggunakan huruf latin dimulai sejak kedatangan orang Eropa ke nusantara. Ejaan latin yang dipakai untuk bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sejak abad ke-16 mengalami perubahan berkali – kali. Dua tahun setelah kemerdekaan RI Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan. Soewandi menetapkan penyusunan ejaan yang lebih sederhana daripada Ejaan van Ophuijsen.

Ejaan di Luar Indonesia
Dalam penyusunan ejaan dari aksara alfabetis diusahakan agar setiap grafem atau huruf menggambarkan satu fonem (prinsip kecermatan). Cara menuliskan kata – kata dalam bahasa Inggris dewasa ini masih didasarkan pada lafal bahasa inggris tengahan seperti yang dipakai oleh Shakespeare. Kita mendapat kesan bahwa bahasa Inggris mempunyai ejaan yang kacau.

CABANG – CABANG ILMU BAHASA

Ilmu bahasa atau linguistik, merupakan sebuah ilmu yang memelajari tentang bahasa secara radikal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabang – cabang ilmu bahasa, yang terdiri atas Linguistik Mikro dan Linguistik Makro.
Linguistik mikro merupakan cabang ilmu bahasa tanpa dikaitkan dengan aspek – aspek yang ada di luar bahasa. Sedangkan linguistik makro merupakan cabang ilmu bahasa yang memelajari bahasa dikaitkan dengan aspek – aspek yang ada di luar bahasa.
Linguistik mikro memiliki cabang ilmu bahasa lagi, seperti Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik. Semua itu menjelaskan tentang bagaimana, untuk apa bahasa diciptakan, serta bagaimana pembentukan bahasa yang bermula berupa satuan terkecil seperti fonem menjadi lebih kompleks, yang sering disebut wacana. Sedangkan linguistik mikro mencakup pembahasan mengenai hubungan antara bahasa dengan aspek lain seperti hubungan bahasa dengan psikologi yang sering disebut Psikolinguistik.

Fonologi
Fonologi merupakan cabang ilmu bahasa yang membicarakan bagaimana bunyi dihasilkan dan apa fungsi dari bunyi yang dihasilkan tersebut.

Morfologi
Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang memelajari asal pembentukan kata, dan satuan gramatikalnya tidak dapat dibagi sampai bagian terkecil lagi.

Sintaksis
Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang memelajari asal pembentukan kata, klausa, dan satuan terkecilnya adalah kata, sedangkan satuan terbesarnya adalah kalimat.

Semantik
Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang memelajari makna – makna yang terdapat dalam sebuah kalimat.

Dari beberapa cabang ilmu bahasa mikro di atas, dapat disimpulkan bahwa satuan gramatikal bermula dari fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Sedangkan linguistik makro yang saya ketahui dari sumber bacaan yang telah di baca, linguistik makro mencakup Psikolinguistik, Sosiolinguistik, Etnolinguistik, serta Mekanolinguistik dan lain sebagainya.
Linguistik makro merupakan ilmu bahasa yang memelajari bahasa dengan mengaitkan bahasa dengan hal – hal atau aspek – aspek yang ada di luar bahasa, seperti Psikologi dan Linguistik disebut Psikolinguistik, Sosiologi dan Linguistik disebut Sosiolinguistik.
Dari pernyataan di atas, dapat kita lihat bahwasanya Linguistik makro akan bisa disebut linguistik makro karena gabungannya dengan aspek – aspek di luar bahasa tersebut.
Berikut akan dijelaskan beberapa contoh dari linguistik makro, seperti berikut :
1.      Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan ilmu yang memelajari hubungan antara bahasa dan perilaku dan akal budi manusia; ilmu interdisipliner antara psikologi dengan linguistik.
2.      Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu yang memelajari hubungan antara bahasa dengan masyarakat.
3.      Etnolinguistik
Etnolinguistik merupakan ilmu yang memelajari hubungan antara bahasa dengan masyarakat yang belum memahami arti tulisan, ilmu ini sering disebut pula Antropolinguistik.

ALIRAN DALAM ILMU BAHASA DAN TOKOH TOKOH LINGUISTIK PADA ABAD KE 20

Setiap aliran, teori, pendekatan, atau mazhab didasarkan kepada suatu pandangan, asumsi, postulat, pendekatan, atau aksioma tertentu yang diyakini dan dipakai oleh para ahli dalam melakukan kajian atau analisis bahasa. Berikut beberapa aliran – aliran ilmu bahasa.

Aliran Tradisional
Aliran tradisional melahirkan konsep – konsep tata bahasa yang disusun dengan mengikuti pola tata bahasa latin. Telaah bahasanya lebih ditekankan kepada telaah makna, sehingga aliran ini lebih menelaah definisi bahasa. Pembagian jenis kata menempati ruang khusus dalam tata bahasa. Sedangkan dalam tataran gramatikal, huruf merupakan tataran terendah setelah kata.

Aliran Struktural
Aliran struktural lahir pada abad ke-20. Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran behavioristik. Konsep aliran struktural telaah bahasanya lebih menekankan pada unsur struktur bentuk dengan menempatkan bahasa lisan sebagai objek utama.
Dalam aliran ini, bahasa dipandang sebagai kebiasaan. Taksonomi gramatikanya disusun dari tataran rendah dari fonem, morfem, kata, frasa, klausa, sampai yang terbesar yaitu kalimat.

Aliran Praha
Aliran praha memiliki ciri struktur bunyi yang dijelaskan dengan kontras atau oposisi. Pemakaian konsep sebagai istilah yang dipakai untuk menyebut bidang yang meneliti struktur fonologhis morfem.
Analisis bahasa yang dilakukan terutama pada bidang fonologi, yakni membedakan fonetik dan fonologi.
Aliran Strukturalisme Amerika
Aliran strukturalisme amerika ini sering disebut juga Aliran Taksonomi, Bloomfieldian, atau Post-Bloomfieldian.
Aliran ini memiliki ciri – ciri ujaran merupakan fenomena yang paling mudah. Dalam analisis morfologi dan sintaksis, aliran ini menggunakan suatu teknik yang disebut segmentation. Sedangkan dalam analisis kalimat aliran ini menggunakan teknik berupa metode analisis kalimat atau kata – kata membagi atau menguraikan unsur – unsurnya.

Aliran Tata Bahasa Taksonomi
Aliran ini memiliki struktur bahasa apa pun tidak boleh diberi pemeriaan dengan acuan pada kesemestaan kategori yang diasumsikan. Pemeriaan taksonomi bergaya formal yang berarti unit – unit analisis dibatasi secara internal dalam hubungan satu sama lainnya. Dalam prosedur analisis sintaksis, aliran ini secara khusus berhubungan dengan formalisasi struktur lahir.

Aliran Firthian
Aliran Firthian terkenal dengan teri fonologi prosodinya. Fonologi prosodi merupakan cara menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi Prosodi terdiri atas satuan – satuan fonematis dan satuan prosodi.
Prosodi dibagi menjadi tiga macam, yaitu prosodi yang menyangkut gabungan fonem, kedua prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda dan yang terakhir adalah prosodi yang perwujudan fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem – fonem suprasegmental.
Dalam analisis fonologi, aliran ini menolak teori fonem. Dalam bidang sintaksis, aliran ini menyumbangkan teori kolokasi.

Aliran Neo-Firthian
Aliran ini menampilkan empat kategori umum dalam bahasa, yakni unit, struktur, kelas dan sistem. Dalam teori ini ada tiga level pokok bahasa, yaitu form (berupa organisasi dari substansi bagi peristiwa yang padat arti), substance (materi fonik dan grafik) dan context (hubungan atara form dan situation, yakni semantik).

Aliran Stratifikasional
Aliran ini memandang bahasa dilihat sebagai satu sistem dari hubungan – hubungan bukan sistem dari kesatuan lahir atau substansi.
Aliran ini juga memiliki kesamaan dengan systemic grammar bahwa keduanya mempergunakan jaringan – jaringan dan aturan realisasinya. Dalam aliran ini bahasa dibagi ke dalam dua komponen, yakni makna dan bunyi.
Tata bahasanya melihat bahasa sebagai suatu seri hubungan – hubungan antar bagian. Dua bagian yang paling jauh adalah bunyi dan pengalaman. Dengan demikian perbedaan antara stratifikasional dengan yang lainnya adalah penekanan pada pengalaman yang diklaim sebagai faktor yang paling kuat memengaruhi bahasa.

Aliran Tagmemik
Aliran tagmemik memiliki ciri seperti, bahwa adanya hierarki linguistik, yang berupa hierarki referensial, hierarki fonologikal, dan hierarki gramatikal. Tataran gramatikal terendah berupa morfem dan yang terbesar berupa wacana. Analisis dimulai dari klausa dan tidak ada batas antara morfologi dengan sintaksis.

Aliran Glosemantik
Aliran ini memiliki analisis bahasa yang dilakukan mulai dari wacana. Dari prosedur analitis dihasilkan satuan dasar yang disebut glosem yang memiliki kesamaan konsep dengan istilah morfem.
Perbedaan forma dan substansi berlaku untuk semua hal yang ditelaah secara ilmiah, sedangkan pembedaan ekspresi dan isi hanya berlaku bagi telaah bahasa saja. Aliran ini memiliki kesamaan dengan pandangan Saussure dalam hal pengakuan bahwa bahasa memiliki satu sistem hubungan yakni hubungan sintagmatis dan paradigmatis.
Aliran Transformasi
Aliran ini memiliki pandangan bahwa bahasa merupakan sebagai warisan, bukan sebagai kebiasaan. Keterampilan bahasa terbagi atas kompetensi dan performasi. Kompetisi berhubungan dengan penguasaan pengetahuan bahasa, sedangkan performasi berhubungan dengan kemampuan menggunakan bahasa.
Analisis bahasa bertolak dari kalimat turun ke frasa dan dari frasa turun ke kata, sedangkan keberadaan klausa diabaikan.

Aliran Tata Bahasa Kasus
Aliran ini memiliki ciri – ciri seperti penafsiran kalimat yang tidak dapat dilakukan berdasarkan ciri lahiriah saja. Sedangkan struktur batiniahnya diyakini hanya dapat ditafsirkan melalui kasus.

Tokoh – Tokoh Linguistik Pada Abad Ke-20
1.      Ferdinand de Saussure
2.      N. Tsubetzkoy
3.      Vilem Mathesius
4.      Roman Jacobson
5.      J. A. Firth
6.      L. Bloomfield
7.      Jos Daniel Parera

PELBAGAI KAJIAN LINGUISTIK

Cakupan Kajian Linguistik
Bahasa adalah salah satu kemampuan dasar dan ilmiah yang dianugerahkan pada umat manusia. Pada umumnya, kita cenderung tidak menyadari bahwa tanpa bahasa umat manusia tidak akan mungkin mempunyai budaya atau peradaban.
Kajian linguistik selain mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi, dan variasi bahasa itu sendiri juga mencakup kajian – kajian yang berkaitan dengan penerapan ilmu linguistik untuk kepentingan masyarakat dan juga yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain.
Kajian Terapan
Kajian linguistik ternyata amat bermanfaat dalam berbagai keperluan. Linguistik terapan adalah satu cabang dari linguistik yang khusus mengaplikasikan berbagai teori, metode, dan temuan linguistik untuk menerangjelaskan atau memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan bahasa.
Pengajaran Bahasa
Di antara semua bidang linguistik terapan, bidang pengajaran bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah mantap perkembangannya karena pengajaran bahasa mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlakukan oleh masyakarat.
Pengajaran bahasa biasanya dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pengajaran bahasa ibu dan pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing yang mencakup empat jenis keterampilan seperti mendengar, membaca, berbicara dan menulis.
Penerjemahan
Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut menguasai sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik.
Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya. Pada kenyataannya, tidak mungkin menghasilkan terjemahan sempurna yang sama persis dengan naskah asli.
Perkamusan
Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Cabang kajian linguistik yang berkaitan langsung dengan penyusunan kamus adalah leksikografi dan leksikologi.
Linguistik Forensik
Linguistik forensik adalah salah satu cabang linguistik terapan yang sangat berkaitan dengan hukum. Ahli bahasa diperlukan untuk menyediakan atau menganalisis bukti berupa komponen bahasa demi kepentingan investigasi perdata dan pidana.
Tataran linguistik yang berkaitan erat dengan linguistik forensik adalah fonetik akustik, analisis wawancara, dan semantik, di samping berkaitan dengan pragmatik dan psikolinguistik. Linguistik forensik terutama berurusan dengan masalah identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, bahkan kadang kala menganalisis tulis tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya. 

Grafologi
Berdasarkan pendekatan linguistik, Grafologi berarti kajian mengenai sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis. Grafologi mengkhususkan diri pada jenis simbol apa yang dipilih untuk membentuk sebuah sistem tulis. Dalam bidang grafologi juga dibicarakan beberapa sistem tulisan seperti Ortografi, Stenografi, Kriptografi, Paediografi, dan Teknografi.

Linguistik Edukasional
Linguistik edukasional juga dikenal dengan nama Linguistik Pedagogis. Kajian ini pada awalnya berfokus pada penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar di sekolah.

Kajian Interdisiplin
Cakupan kajian yang berkaitan dengan bahasa sangat luas karena bahasa mencakup hampir semua aktivitas manusia. Dengan demikian, penelitian mengenai bahasa menjadi tak terelakkan bersinggungan dengan berbagai ilmu lain.

Sosiolinguistik
Kajian sosiolinguistik cenderung berfokus pada variasi bahasa yang muncul di masyarakat yang biasanya dapat ditelusuri karena keberadaan berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat.
 Kajian sosiolinguistik sangat luas dan beragam. Kajian yang dapat dilakukan antara lain fungsi dan peran sebuah bahasa, kata sapaan, mantra, dan perbedaan variasi bahasa.

Antropolinguistik
Antropolinguistik merupakan salah satu cabang linguistik yang menelaah hubungan antara bahasa dan budaya terutama untuk mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari – hari sebagai alat dalam tindakan bermasyarakat.

Stilistika
Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada analisis gaya bahasa. Kajian mengenai gaya bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan, namun stilistika cenderung melakukan kajian bahasa tulis termasuk karya sastra.

Filologi
Filologi adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang tertua mengkhususkan diri pada comparative historical linguistics, yaitu bidang penelitian kekerabatan bahasa dan perubahan bahasa dengan cara membandingkan berbagai bahasa.

Epigrafi
Epigrafi merupakan cabang ilmu yang menelaah isi tulisan pada prasasti. Pada umumnya, media prasasti adalah batu dan isinya berkisar pada masalah sejarah, sosial, dan keagamaan.

Dialektologi
Dialektologi merupakan cabang ilmu pengetahuan bahasa yang secara sistematis menangani berbagai kajian yang berkenaan dengan distribusi dialek atau variasi bahasa dengan memerhatikan faktor geografi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan salah satu cabang linguistik yang kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik dengan baik, karena linguistik berusaha memahami bagaimana proses berbahasa di otak manusia.

Neurolinguistik
Kajian neurolinguistik merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya berbeda. Neurolinguistik lebih berkecimpung dalam memahami kesulitan berbahasa atau gangguan berbahasa, kegiatan berbicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat yang mengganggu kemampuan berkomunikasi.
Fonetik
Fonetik merupakan salah satu cabang linguistik yang beranjak pesat. Fonetik mempunyai tiga cakupan, yaitu fonetik artikulatoris, auditoris, dan akustis. Pada umumnya yang dikuasai dan yang diajarkan di perguruan tinggi hanyalah fonetik artikulatoris.

Biolinguistik
Biolinguistik termasuk sebagai salah satu cabang linguistik baru yang menekuni proses berbahasa pada manusia dari sudut pandang biologi. Biolinguistik berupaya melacak fitur kebahasaan yang bersifat universal yang terdapat pada semua manusia.

Evolusi Bahasa
Untuk menelusuri evolusi bahasa secara ilmiah, mau tidak mau, evolusi manusia itu sendiri harus dilalui. Berbagai temuan penelitian berbagai disiplin ilmu dipakai untuk membantu membangun untuk membantu membangun sebuah gambaran tentang evolusi bahasa.

Korpus Bahasa
Komputer sudah merupakan salah satu alat bantu yang tak terpisahkan dalam melakukan analisis data bahasa. Korpus elektronik adalah koleksi data kebahasaan dari berbagai teks tertulis atau transkripsi rekaman bahasa lisan yang disimpan secara elektronis sebagai karakter alfanumerik.
Secara umum klasifikasi korpus yang banyak dijumpai adalah korpus umum, korpus khusus, korpus tetap, dan korpus dinamis.

Linguistik Komputasional
Linguistik komputasional bukanlah komputerisasi bahasa dan merupakan salah satu cabang linguistik yang baru. Pada awalnya, komputer dimanfaatkan untuk membantu linguis mengolah data kebahasaan.
Komputer mencari informasi yang kita inginkan dengan cara berkomunikasi pada semua jejaring untuk menemukan jejaring yang mempunyai informasi yang diperlukan.

1 komentar: