Minggu, 31 Maret 2013

Teori Psikolinguistik Carroll



John Bissell Carroll (1944)
Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan) kedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.
Carroll adalah seorang ahli psikologi Amerika yang sekarang merupakan salah satu tokoh psikolinguistik modern.  Ia telah mengintegrasikan fakta-fakta yang ditemukan oleh linguistik murni, seperti unit ucapan, keteraturan, radar kejadian (rate of occurence) dengan teori psikologi pada tahun 1940-an.
Kemudian ia mengembangkan suatu teori simbolik yang diterangkan bahwa “Satu gerak bahas linguistik yang digolongkan sebagai suatu jenis gerak balas linguistik harus lebih dahulu memainkan peranan dalam satu keadaan isyarat (a sign situation) sedemikian rupa sehingga sesuatu menerapkan sesuatu yang lain dengan cara perantaraan” (Simanjuntak, 1987: 24). Selanjutnya, Caroll menjelaskan bahwa “Keadaan Isyarat” itu haruslah sedemikian rupa sehingga suatu organisme dengan sengaja bermaksud agar satu organisme yang lain memberikan gerak balas kepada isyarat itu sebagai suatu isyarat.
Dengan demikian, gerak balas itu haruslah sesuatu yang dapat diterbitkan, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh mekanisme-mekanisme. Seterusnya, gerak balas linguistik itu haruslah sebagai suatu isyarat membentuk satu segmen dari satu syarat (termasuk fonem-fonem).

Sumber
Rosidin, Odien. & Juansah, Dase Erwin. 2006. Diktat: Psikolinguistik. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-psikolinguistik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar