John Bissell Carroll (1944)
Pada pertengahan abad
ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika,
mulai menggagas hibridasi (penggabungan) kedua ilmu ini. Ide ini kemudian
dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951
menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan
antara kedua disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di
Universitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di
antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak penelitian yang
kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan
Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics
pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai
relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas
bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa
seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang
psikolinguistik.
Carroll adalah seorang
ahli psikologi Amerika yang sekarang merupakan salah satu tokoh psikolinguistik
modern. Ia telah mengintegrasikan
fakta-fakta yang ditemukan oleh linguistik murni, seperti unit ucapan,
keteraturan, radar kejadian (rate of occurence)
dengan teori psikologi pada tahun 1940-an.
Kemudian ia
mengembangkan suatu teori simbolik yang diterangkan bahwa “Satu gerak bahas
linguistik yang digolongkan sebagai suatu jenis gerak balas linguistik harus
lebih dahulu memainkan peranan dalam satu keadaan isyarat (a sign situation) sedemikian rupa sehingga sesuatu menerapkan
sesuatu yang lain dengan cara perantaraan” (Simanjuntak, 1987: 24).
Selanjutnya, Caroll menjelaskan bahwa “Keadaan Isyarat” itu haruslah sedemikian
rupa sehingga suatu organisme dengan sengaja bermaksud agar satu organisme yang
lain memberikan gerak balas kepada isyarat itu sebagai suatu isyarat.
Dengan demikian, gerak
balas itu haruslah sesuatu yang dapat diterbitkan, baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh mekanisme-mekanisme. Seterusnya, gerak balas linguistik itu
haruslah sebagai suatu isyarat membentuk satu segmen dari satu syarat (termasuk
fonem-fonem).
Sumber
Rosidin, Odien. & Juansah, Dase Erwin. 2006. Diktat: Psikolinguistik. Serang:
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-psikolinguistik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar